Senin, 29 Juli 2013

Transformasi Kain Tradisional ke Busana Siap Pakai




Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya dan terangkum dalam kain-kain indah yang bernilai sejarah serta tersebar di seluruh Nusantara.  Semangat nasionalisme bisa dikembangkan lewat kombinasi gaya tradisional dan modern dalam satu busana.  Hal itu merupakan strategi yang tepat untuk menarik minat konsumen untuk membeli.  

Selain terkenal dengan keindahannya, kain tradisional Tenun Ikat Flores juga kaya akan corak, motif dan warna. Oleh karenanya para pengusaha dalam memasarkan karya tradisional ini harus selalu berinovasi untuk menghasilkan karya-karya kreatif, sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas di samping kaya akan motif, corak maupun warna serta harga yang terjangkau dan sesuai dengan tren mode saat ini.

Dan supaya tren penggunaan kain tradisional menjadi budaya sehari-hari dan menjadi kebanggaan bagi generasi muda untuk memakainya maka secara konsisten kain tradisional harus tetap dipertahankan penggunaannya sesuai dengan tradisi dan filosofi yang tersirat dari motifnya.  Dan untuk merangkul generasi muda agar lebih mencintai kain tradisional melalui gaya rancangan yang modern, lebih atraktif, dan sesuai mode terkini.

Beberapa contoh busana siap pakai serta souvenir dari kain tradisional bisa dilihat dari klip terlampir.

 

Transformation of Traditional Cloth to ready-made clothing

Indonesia has a rich cultural heritage and represented by its beautiful fabrics and valuable history scattered throughout the archipelago. The spirit of nationalism can be developed through a combination of traditional and modern styles in one outfit. This is a good strategy to attract customers.

Besides of its beauty, the traditional kain tenun Ikat Flores is also rich in style, motif and color. Therefore entrepreneurs who are marketing this traditional work must always innovate to produce creative works in order to produce quality products in addition to motifs, patterns, and colors as well as an affordable price and in accordance with the current fashion trends.

In order to that trend is the use of traditional fabrics into everyday culture and a pride for the younger generation to wear the traditional cloth consistently use must be maintained in accordance with the traditions and philosophy of the implicit motive. And to embrace the younger generation to love traditional fabrics through a modern design style, more attractive, and fit the latest fashion.

Some examples of ready-made clothing and souvenirs of traditional fabrics can be seen from the attached clip.

Selasa, 23 Juli 2013

Promosikan Produk Kerajinan Tangan ke Luar Negeri





Dalam upaya untuk melestarikan kekayaan budaya leluhur warisan tradisional, maka produk kerajinan harus diperkenalkan  kepada masyarakat luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri.  Salah satu caranya adalah dengan mengikuti berbagai pameran kerajinan tangan.

Untuk promosi produk kerajinan tangan ke luar negeri perlu diperhatikan hal-hal sbb:
1.      Pelajari kesukaan atau hal-hal yang paling diminati di negara tersebut termasuk jenis pameran yang diikuti.  Misalnya Eropa, masyarakatnya menyukai barang-barang antik atau kerajinan.
2.      Buat jaringan. Bila sesekali Anda ke luar negeri, cobalah berkenalan dengan para pedagang atau orang Indonesia yang tingal di sana. Dengan begitu, secara tidak langsung mereka akan membantu mempromosikan bisnis Anda ke teman-teman dekat.
3.      Hubungi KBRI untuk mengetahui jadwal pameran produk-produk Indonesia.
4.      Perhatikan kurs mata uang untuk menentukan harga barang dagangan Anda.

Di kwartal pertama tahun 2013, bersama teman-teman berkolaborasi mengikuti beberapa pameran di luar negeri antara lain :
1.      Pameran Ambiente yang diselenggarakan di  Frankfurt am Main, Jerman pada 15-19 Februari 2013, adalah salah satu pameran terbesar berskala internasional yang menghadirkan inovasi berbagai produk antara lain perlengkapan rumah tangga, mebel hingga macam-macam suvenir serta kerajinan tangan. Indonesia adalah salah satu negara dari 87 negara yang berpartisipasi dalam pameran dagang ini, yang pengunjungnya 75% berasal dari luar Jerman.

2.      Pameran Mustermesse Basel (MUBA) 2013 yang digelar di Exhibition Centre Basel (Messe Bassel), Basel, Swiss, 22 Februari-3 Maret 2013.   Indonesia sebagai Guest Country, mengusung konsep " Remarkable Indonesia”, memperkenalkan produk dalam negeri, seperti furnitur dan dekorasi rumah, kerajinan tangan, fesyen dan gaya hidup, serta kuliner Nusantara. Disamping itu  juga digelar pertunjukan budaya, workshop membatik, menganyam bambu dan tarian tradisional.

3.      Pasar Malam Indonesia 2013 yang diselenggarakan pada 20-24 maret 2013 di Malieveld, Den Haag.   Pasar malam tahunan ini digelar oleh Kedutaan Besar Indonesia di Belanda, bekerja sama dengan banyak Kementerian, maskapai penerbangan dan Dinas Pariwisata Daerah.   Mereka memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat Belanda mulai dari ragam budaya, tempat wisata, aneka kerajinan tangan serta beragam kuliner lezat khas Tanah Air dengan konsep Pasar Malam yang unik. Event ini selain sebagai atraksi wisata unik bagi para masyarakat Belanda, sekaligus sebagai obat rindu bagi para warga Indonesia yang sedang tinggal atau liburan di sana.

 MUBA 2013 @ Basel, Switzerland


Promoting Handicraft Products Abroad

In an effort to preserve traditional cultural wealth of ancestral heritage, handicraft products
must be introduced to the general public, not only domestically but also internationally. One of the way is by attending various craft fairs.

Things to consider for the promotion of handicraft products abroad:
1.      Learn the things that are most in demand in countries including the type of exhibition that we are following. European for example, they like antiques or crafts.
2.      Create a network. If you go abroad, try to get acquainted with the merchant or Indonesian people living there. That way, they will indirectly help to promote your business to their acquaintances.
3.      Contact the Embassy to know the schedule of exhibitions of Indonesian products.
4.      Note the exchange rate to determine the price of your products.

In the first quarter of 2013, we are collaborating with friends participating in several exhibitions abroad, such as:
1.      Ambiente exhibition held in Frankfurt am Main, Germany on February 15 to 19, 2013, is one of the biggest international exhibition that presents innovative range of products such as household appliances, furniture, up to all kinds of souvenirs and handicrafts. Indonesia is one of the countries of the 87 countries participating in this exhibition, which is 75% of its visitors came from outside Germany.

2.      Mustermesse Basel exhibition (MUBA) 2013 that was held at the Exhibition Center Basel (Messe Bassel), Basel, Switzerland, 22 February until 3 March 2013.  Indonesia as guest country, brought the concept of "Remarkable Indonesia", introducing domestic products, such as furniture and home decor, crafts, fashion and lifestyle, as well as authentic Indonesian culinary. Besides, it also held cultural performances, batik workshops, weaving bamboo and traditional dances .

3.      Indonesian Fair 2013, which was held on 20-24 March 2013 in the Malieveld, Den Haag. This annual fair is held by the Indonesian Embassy in the Netherlands, in cooperation with many ministries, airlines and the Department of Tourism Region. The purpose is to introduce Indonesian culture to the Dutch society ranging from cultural diversity, tourist attractions, various crafts and variety of delicious culinary specialties with unique concept. Beside as a unique tourist attraction for the Dutch, it is also as “the feeling of home” for Indonesian people who currently live or vacation there.

Sabtu, 20 Juli 2013

Proses Menenun






Pembuatan kain tenun ikat biasanya dilakukan oleh para wanita.  Menenun dilakukan sebagai sumber mata pencaharian atau sebagai pengisi waktu di kala senggang.  Hal pertama yang dilakukan sebelum menenun adalah menyiapkan benang.  Benang itu dipintal dari kapas dengan alat tradisional, mereka membuat sendiri benangnya untuk menghasilkan karya yang orisinil.  Hasil pintalan ini tidak selalu halus sehingga tidak ada corak tenunan yang sama.  Inilah yang membuat kain tenun ini unik.

Selanjutnya adalah proses pencelupan benang pada pewarna.  Setelah warna meresap dan dibiarkan mengering baru diikat pada mesin tenun tradisional (Lana Her’ru).  Proses penenunan dilakukan dengan menggunakan dua jenis benang, yaitu benang pakan dan benang lungsin. Benang lungsin diikatkan pada mesin tenun. Sedangkan benang pakan dimasukan secara horizontal terhadap benang lungsin yang telah diikat secara vertikal pada mesin tenun.

Perbedaannya yang paling mencolok dari proses penenunan biasa adalah proses mencari inspirasi dengan berdoa kepada leluhur untuk mendapatkan motif yang akan digambarkan.  Berdoa juga dilakukan untuk memperlancar pekerjaan menenun.
(1) Lungsin (2) Pakan

Weaving Process

The making of kain tenun is usually done by the women. Weaving is done as a source of income or as a thing to do in the spare time. First thing to do is prepare the yarn before weaving. The yarn spun from cotton with traditional tools, they make their own yarn to produce the work that is original. The result is not always smooth so that there are no same patterns. This is what made ​​the kain tenun unique.

Next is the process of dyeing yarn.
After the color is absorbed and dried, then it is tied on a traditional looming machine (Lana Her'ru). Weaving process is done by using two types of threads, namely lungsin thread and pakan thread. Lungsin thread is tied around the loom. While the pakan thread is inserted horizontally to the lungsin thread that have tied vertically on the loom.

The most distinct difference from ordinary weaving process is the process of looking for inspiration by praying to ancestors to get motifs / patterns that will be used. Praying is also done to aid the work from things.